Batasjurnalis.com - Sintang (Kalbar) : Aksi damai masyarakat di daerah pedalaman kawasan perbatasan kembali terjadi, aksi ini bertujuan menyampaikan Aspirasi Masyarakat (ASMARA) kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang.
"Kalau Bukan Kita Siapa Lagi ?....", demikian bunyi slogan Seruan Aksi seperti yang tertulis dalam Spanduk yang terpasang disalah satu rumah warga, dengan titik kumpul bertempat di Jembatan Ketungau 2, Kamis 08 Desember 2022.
Kekecewaan masyarakat di Wilayah Merakai dan sekitarnya merupakan buntut dari Dugaan Mangkraknya Pembangunan Jembatan Ketungau 2 yang terletak di Pusat Kecamatan Ketungau Tengah (Merakai).
Berdasarkan rekaman video pada Seruan Aksi tersebut, perwakilan masyarakat mengatakan bahwa Pembangunan Jembatan Ketungau 2 dimulai tahun 2017, namun sampai 2022 ini pekerjaannya belum selesai, dan diperkirakan sudah menghabiskan uang rakyat sebesar Rp. 27 Milyar.
"terkesan Pemerintah tidak menjalankan tugasnya dengan sebenar-benarnya, buktinya jelas berdasarkan pada pemberitaan peletakan batu pertama, yang mana disini anggaran Jembatan ini (Jembatan Ketungau 2-Red) sudah mencapai 27 Milyar", ujar Wetri, salah satu perwakilan masyarakat.
"dan juga dikatakan bahwa tahun 2019 telah bisa diresmikan, artinya sudah bisa dimanfaatkan masyarkat sebagaimana mestinya, nah sekarang tahun 2022 akhir jangankan digunakan untuk mobil, sepeda motor, jalan kaki pun belum bisa menggunakan", lanjut Wetri.
Wetri menegaskan, "kami minta sesegera mungkin Jembatan ini harus diselesaikan sebagaimana mestinya sesuai dengan bistek yang ada agar bisa dimanfaatkan masyarakat seperti pernyataan mereka (Pemerintah-red).
Ensudin, salah satu orator menyatakan bahwa "tanggapan kita, kalau jalan dan jembatan tidak dibangun sesuai dengan tuntutan tadi, kita tidak ikut pemilu 2024. Katanya jembatan bermasalah, nah masalahnya apa ?...., masalah itu di proses, kita nda perlu tahu masalah itu, yang penting jembatan dibangun sampai selesai.
"apabila Jembatan ini tidak diselesaikan dengan cepat, yang dibangun 2017 sampai 2022 belum bisa digunakan oleh masyarakat adat Daerah Perbatasan kita jangan ikut pemilu, kita alias Golput", pungkas Ensudin.
Seruan aksi tersebut dihadiri puluhan perwakilan masyarakat terdiri atas beberapa tokoh masyarakat dan tokoh pemuda di Kecamatan Ketungau Tengah, tampak juga hadir unsur Polsek dan Danramil Kecamatan Ketungau Tengah.
Seruan aksi beralngsung secara tertib selama beberapa jam, kemudian selanjutnya masyarakat akan menyerahkan tuntutan tersebut kepada Pemerintah Kabupaten Sintang. (Ed/TIM).
« Prev Post
Next Post »
