Batasjurnalis - SINTANG
Anggota DPRD Sintang, Agustinus, S.H mengatakan bahwa tradisi Gawai masyarakat Adat Dayak merupakan tradisi dan warisan secara turun-temurun dari nenek moyang kita sejak dahulu", ujar Agus via telepon, Rabu (13/05/2020).
"Tidak dilaksanakan Gawai tahun 2020 ini karena kita sedang berjuang melawan wabah Coronavirus Disease (COVID 19) tentu membuat kita prihatin, Gawai merupakan salah satu tradisi tahunan dilaksanakan paska panen padi", kata Agustinus.
"Saya yakin masyarakat Dayak memahami kondisi kita saat ini, dan sesuai himbauan pemerintah masyarakat dilarang melaksanakan kegiatan yang berpotensi mengumpulkan orang banyak. Tidak melaksanakan Gawai, merupakan bentuk dukungan kita sebagai masyarakat adat terhadap himbauan pemerintah", ujar Agustinus.
"Tradisi Nyengkelan bagi kami Dayak Desa adalah ritual untuk memberkati alat-alat keperluan untuk berladang, seperti : pisau, kapak, dan benih-benih padi yang merupakan inti gawai itu bisa dilaksanakan, mohon maaf mungkin hanya potong ayam satu ekor serta sesajian perlengkapan ritual. Bisa saja dilaksanakan, karena itu tidak bisa ditinggalkan ya, Nyengkelan itu", ungkap Agus.
“Mungkin kalau ada yang mau melaksanakan Bilang Pekain atau nikah adat, Ngansah Gigi, Manik Nemiak, dan atau tradisi lainnya itu bisa dilakukan cuma tidak pesta-pesta dan tidak mengumpulkan banyak orang, tapi benar-benar dalam konteks hanya sekedar untuk melestarikan budaya tradisi.
"Hanya melaksanakan Inti gawainya saja boleh dilaksanakan tapi tidak dengan berpesta pora, itu yang saya anjurkan kepada masyarakat. Kita harus ingat bahwa proses penyebaran Virus Corona secara cepat berjangkit dari manusia yang satu ke manusia yang lainnya", pungkas Agustinus.
Sementara itu, Drs. Cornelis sebagai Presiden Mejelis Adat Dayak Nasional (MADN) yang juga merupakan Anggota DPR RI, pernah menghimbau agar masyarakat Adat Dayak dapat menahan diri dan tidak melaksanakan Gawai Dayak. 🔚Penulis : Evi - (Editor/MT).
Anggota DPRD Sintang, Agustinus, S.H mengatakan bahwa tradisi Gawai masyarakat Adat Dayak merupakan tradisi dan warisan secara turun-temurun dari nenek moyang kita sejak dahulu", ujar Agus via telepon, Rabu (13/05/2020).
"Tidak dilaksanakan Gawai tahun 2020 ini karena kita sedang berjuang melawan wabah Coronavirus Disease (COVID 19) tentu membuat kita prihatin, Gawai merupakan salah satu tradisi tahunan dilaksanakan paska panen padi", kata Agustinus.
"Saya yakin masyarakat Dayak memahami kondisi kita saat ini, dan sesuai himbauan pemerintah masyarakat dilarang melaksanakan kegiatan yang berpotensi mengumpulkan orang banyak. Tidak melaksanakan Gawai, merupakan bentuk dukungan kita sebagai masyarakat adat terhadap himbauan pemerintah", ujar Agustinus.
"Tradisi Nyengkelan bagi kami Dayak Desa adalah ritual untuk memberkati alat-alat keperluan untuk berladang, seperti : pisau, kapak, dan benih-benih padi yang merupakan inti gawai itu bisa dilaksanakan, mohon maaf mungkin hanya potong ayam satu ekor serta sesajian perlengkapan ritual. Bisa saja dilaksanakan, karena itu tidak bisa ditinggalkan ya, Nyengkelan itu", ungkap Agus.
“Mungkin kalau ada yang mau melaksanakan Bilang Pekain atau nikah adat, Ngansah Gigi, Manik Nemiak, dan atau tradisi lainnya itu bisa dilakukan cuma tidak pesta-pesta dan tidak mengumpulkan banyak orang, tapi benar-benar dalam konteks hanya sekedar untuk melestarikan budaya tradisi.
"Hanya melaksanakan Inti gawainya saja boleh dilaksanakan tapi tidak dengan berpesta pora, itu yang saya anjurkan kepada masyarakat. Kita harus ingat bahwa proses penyebaran Virus Corona secara cepat berjangkit dari manusia yang satu ke manusia yang lainnya", pungkas Agustinus.
Sementara itu, Drs. Cornelis sebagai Presiden Mejelis Adat Dayak Nasional (MADN) yang juga merupakan Anggota DPR RI, pernah menghimbau agar masyarakat Adat Dayak dapat menahan diri dan tidak melaksanakan Gawai Dayak. 🔚Penulis : Evi - (Editor/MT).
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »
